Mobirise

TRAINING NEED ANALYSIS, PENTINGKAH?

Tahukah Anda, pada tahun 2014 lalu Starbucks pernah merilis sebuah pernyataan yang cukup menggemparkan. Pihaknya, mengaku telah menginvestasikan sebagian profitnya untuk “menyekolahkan” karyawannya secara online di sebuah universitas top kelas dunia. Bahkan tawaran itu juga berlaku bagi para karyawan paruh waktu, yang mayoritas bukan berasal dari kalangan well educated. Karyawan tersebut diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang diminatinya. Lebih gila lagi, pihak perusahaan tidak pernah mengikat karyawan tersebut untuk tetap setia begitu ia menyelesaikan pendidikannya.

Jika dilihat secara awam, apa yang dilakukan oleh Starbucks adalah sebuah kebijakan yang tidak masuk akal. Padahal, sebaliknya. Semua risiko telah diperhitungkan secara cermat. Justru, dengan memberikan fasilitas pengembangan diri seperti training, sekolah, dan sebagainya dapat memantik engagement karyawan yang lebih baik dengan perusahaan. Apalagi jika Anda menyadari bahwa sebagian dari mereka akan naik ke level manajemen. Tentu hal ini akan lebih menguntungkan perusahaan, karena orang–orang yang berada di dalamnya sangat menguasai kondisi lapangan.

Namun tidak semua perusahaan memahaminya dengan baik. Terutama jika Anda berada di perusahaan berskala kecil. Ada kekhawatiran, setelah karyawan tersebut dibina, ia akan meninggalkan perusahaan tersebut dan mencari peluang yang lebih besar di luar. Padahal studi dari HR Magazine menyebutkan bahwa perusahaan yang berani berinvestasi untuk menyelenggarakan skill upgrading seperti training contohnya, berpeluang mempunyai profit 24% yang lebih besar dan menekan turn over karyawan hingga 30%.

Namun, ada satu hal yang harus Anda perhatikan. Anda harus memastikan bahwa training yang diberikan sesuai dengan kebutuhan. Penelitian dari go2HR menyatakan 40% karyawan justru berpotensi untuk resign pada tahun pertama jika diberikan training yang tidak tepat. Alasannya, training yang diberikan tidak mendorong mereka untuk sukses.

Solusinya, Anda harus melakukan training need analysis (TNA). Ini merupakan langkah mutlak yang harus Anda lakukan sejak awal. TNA akan membantu perusahaan untuk menggali gap antara skill dan performance karyawan dengan tingkat produktivitasnya selama ini. Selain itu, dengan TNA maka Anda dapat mengatur prioritas training, dan melihat progress perkembangan individu dari setiap materi pelatihan yang diberikan. Setidaknya ada tiga jenis TNA yang dapat Anda gunakan, yaitu: person analysis, task analysis, dan organizational analysis. Lakukanlah TNA secara cermat dan obyektif, maka Anda akan lebih mudah memetakan jenis training yang tepat ke depannya.

Bagi perusahaan, memberikan training dan upgrading karyawan adalah sebuah investasi. Setiap progress akan berjalan secara bertahap dari waktu ke waktu. Setidaknya, dengan memberikan training perusahaan akan mempertahankan karyawan yang benar–benar qualified. Hingga suatu saat perusahaan akan menyadari bahwa karyawannya telah berkembang pesat. Dan mereka adalah orang–orang terbaik yang Anda miliki.

Sukses selalu buat Anda dan tim!

21 Mei 2021
Benny Sudjono – Learning Support Supervisor @Sarel Sentra Inspira

© 2021 PT Sarel Sentra Inspira. All Rights Reserved

Mobirise web page builder - Find more