Sales Leadership

MANAGER VS LEADER…

Kita sering menempatkan sesuatu namun tidak sesuai dengan pemaknaannya. Salah satunya adalah ketika menyematkan sebuah title kepada seorang karyawan di perusahaan yang tidak sesuai dengan peran yang dilakukannya. Contohnya adalah ketika kita berbicara mengenai peranan manager dengan leader. Manager dan leader jelas berbeda. Manager berperan untuk menjaga fungsi organisasi, sedangkan leader membangun visi bersama. Manager mengandalkan posisi untuk mengontrol, leader membangun kepercayaan. Ketika manajer mengatur sebuah sistem dalam perusahaan, maka leader memimpin orang–orang yang mengatur sistem tersebut.

Begitupun dalam dunia sales. Sebagian besar leader (sales manager, supervisor, sales director, dan lain-lain) merintis karir dari bawah. Mereka mengawali karir dari menjadi seorang salesman yang berjuang mengembangkan kemampuannya dalam menjual produk. Siapa yang berhasil dengan penjualan terbaik, berpotensi menduduki jabatan sebagai sales leader atau sales manager.

LIMA TINGKAT SALES LEADERSHIP
Sales leadership bukanlah bakat yang diperoleh sejak lahir. Dia adalah skill yang didapatkan melalui proses panjang dan kompleks. Tidak hanya soal waktu dan pengalaman, namun juga melibatkan banyak unsur, seperti: keberanian, disiplin, semangat, keahlian dalam memimpin, keahlian berkomunikasi, dan lain-lain. Oleh karenanya, sales leader dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:

Tingkat Posisi
Pada tingkat ini, seorang karyawan mengikuti leader karena faktor “wajib”. Kemampuan memimpin hanya bergantung pada posisi/jabatannya.
Tingkat Penghargaan
Pada tingkat ini, karyawan mengikuti leader karena adanya keinginan pribadi. Kepemimpinan tingkat dua adalah leader yang peduli pada permasalahan anggotanya. Sehingga tim akan melihat bahwa leadernya adalah partner profesional, memiliki visi misi yang sama dalam menghadapi tantangan. Seperti kata Ki Hajar Dewantara, “Memanusiakan Manusia” yang artinya manusia dihargai hanya ketika dia menghargai orang lain.
Tingkat Prestasi
Sedangkan pada tingkat ini, seorang karyawan mengikuti leader karena hasil prestasi dan capaiannya di perusahaan. Anggota dan tim merasa kagum pada prestasi yang dicapai serta keuletan yang ditunjukkan oleh leadernya. Pada tingkatan ini, kerja terasa menyenangkan, tantangan kerja terlihat sebagai kesempatan, dan lingkungan kerja yang stabil.
Tingkat Pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia)
Di tingkat ini seorang karyawan mengikuti leader sebagai tanda terima kasih. Sang leader telah bertanggung jawab atas segala bimbingan dan arahan untuk mengembangkan timnya. Baik itu dalam hal pencapaian target, kemampuan selling, dan soft skill lainnya.
Tingkat Role Model
Ini adalah tingkat tertinggi dan tersulit dalam dunia leadership. Di tingkat ini, orang–orang mengikuti karena adanya keteladanan dari sang leader. Secara otomatis, tim akan mengikuti sang leader meskipun ia sudah tidak berada di perusahaan yang sama. Kunci utamanya adalah kemampuan untuk menjadi contoh (role model) secara konkret, memberi inspirasi, dan memberikan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi demi tercapainya kesuksesan bersama.

Demi mencapai tingkatan tersebut, tentu butuh perjuangan secara terus menerus. Sekiranya pepatah lama dari Ki Hajar Dewantara dapat mempermudah gambaran kita, "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani". Artinya leader tetap dapat berperan dengan baik dimanapun posisinya. Ketika di depan, sang leader mampu memberi contoh dan keteladanan. Sedangkan saat berada di tengah, mampu memberi semangat atau inspirasi kepada timnya, dan ketika berada di belakang, sang leader mampu memberi dorongan dan motivasi yang kuat kepada timnya untuk terus berjuang mencapai target bersama.

Mari jadilah sales leader yang dapat memanusiakan manusia dengan cara “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani".

SALES LEADERSHIP

“What are the next steps?”